Headlines News :Remaja Masjid Baiturrahman Temayang
Home » » Problematika Klasik Remaja Masjid belum maksimal menjalankan roda organisasi remas-nya

Problematika Klasik Remaja Masjid belum maksimal menjalankan roda organisasi remas-nya

Written By Moh Wahyudi on Rabu, 12 Februari 2020 | Februari 12, 2020


Dari problematika klasik dimana banyak remaja masjid belum maksimal menjalankan roda organisasi remas-nya, sehingga terkesan organisasi remaja masjid hanya menjalankan acara-acara keIslaman yang bersifat seremonial saja, padahal banyak kegiatan yang dapat dibuat/dijalankan oleh organisasi remaja masjid. Disini Tim akan memaparkan secara berkala bagaimana organisasi remaja masjid seharusnya berjalan.

MODEL PENGORGANISASIAN REMAJA MASJID

Kebenaran yang tidak tertata rapih akan dapat dikalahkan oleh kebatilan yang tertata rapih, demikian sebuah ungkapan yang pernah dikatakan Umar Ibnul Khattab khalifah ke 2 dalam sejarah islam. Ungkapan singkat yang sarat makna ini mendorong kita untuk menata dengan baik semua kerja-kerja dakwah, karena ternyata kebatilan itu begitu terencana dan terorganisir dengan baik oleh penegak-penegak kebatilan yang hakikatnya adalah musuh-musuh islam yang ingin menghancurkan kejayaan agama Allah ini.

Sebuah kebenaran tentunya harus diperjuangkan secara terencana dan terorganisir menyerupai barisan yang kokoh, sebagimana taujihat robbani dalam surat Ash Shaff ayat ke 4 “Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berperang di jalan-Nya dengan barisan yang teratur seakan-akan merupakan bangunan yang amat kokoh.”

Aktifitas dakwah dan sumber daya manusia yang beragam dapat dialokasikan secara cermat dan tepat dalam wadah organisasi yang disediakan. Masing-masing bekerja sesuai dengan bidang kerjanya masing-masing dalam koridor ‘amal jama’i. Beban dakwah ditanggung bersama-sama sehingga terasa ringan. Berat sama dipikul, ringan sama dijinjing. Dengan demikian, diharapkan pencapaian sasaran-sasaran dakwah dapat terlaksana dengan baik.

Penataan dan pengorganisasian yang baik kegiatan dakwah remaja masjid adalah sebuah keharusan, karena dakwah remaja masjid memberikan dampak yang besar terhadap proses pembentukan masyarakat dan lingkungan yang islami. Ada banyak jenis pengorganisasian remaja masjid, tentunya disesuaikan dengan kebutuhan dan daya dukung dari remaja masjid dimana mereka berada.

Pemilihan Jenis Organisasi Remaja Masjid

Jenis organisasi apabila ditinjau dari segi wewenang, tanggungjawab maupun hubungan kerjanya dapat dibedakan dalam berbagai macam. Jenis-jenis organisasi dapat kita jumpai dalam buku-buku yang membahas tentang organisasi, baik dibicarakan sebagian atau keseluruhannya. Di sini tidak kita kaji semuanya, hanya yang ada kesesuaian denga remaja masjid. Untuk memahami pengertian aneka jenis organisasi, dipersilahka untuk mempelajarinya di buku-buku keorganisasian.

Pemilihan jenis organisasi akan memberi pengaruh terhadap sistem kerja Pengurus dalam menjalankan aktivitasnya. Yang perlu dipertimbangkan adalah kemampuannya dalam mencapai tujuan secara efektif dan efisien. Menurut hemat kami, yang paling sesuai untuk Remaja Masjid adalah jenis lini-staf, yang merupakan perpaduan (kombinasi) antara organisasi lini dan staf. Dengan menerapkan jenis organisasi ini, insya Allah, akan diperoleh beberapa keuntungan, antara lain:

Adanya pembagian kerja yang jelas dari masing-masing personil Pengurus, baik sebagai pimpinan, staf maupun pelaksana.
Upaya kaderisasi dapat berlangsung dengan baik, karena adanya kesempatan bagi para Pengurus untuk mengembangkan diri.
Menumbuhkan suasana kerjasama yang baik di antara Pengurus.
Prinsip penempatan ahlinya pada bidangnya atau the right man on the right place dapat lebih mudah dilakukan.
Menumbuhkan sikap disiplin, etos kerja, spesialisasi serta profesionalisme masing-masing Pengurus.
Koordinasi dapat dilakukan dengan baik, karena adanya pembidangan kerja yang jelas.
Pengambilan keputusan juga dapat dilakukan dengan sehat dan cepat, karena melibatkan banyak Pengurus dalam bermusyawarah, dan hasil keputusannya lekas diketahui oleh seluruh pengurus.
Memiliki fleksibilitas yang baik, sehingga mampu menyahuti kebutuhan efektifitas dan efisiensi organisasi dalam mencapai tujuannya.
Dapat dipergunakan oleh Remaja Masjid yang relatif masih sederhana sampai yang besar dan komplek aktivitasnya.

Organisasi lini-staf merupakan suatu organisasi dengan wewenang dilimpahkan dari pimpinan atas kepada satuan-satuan organisasi di bawahnya dalam semua bidang, baik pekerjaan pokok maupun bantuan. Di bawah pimpinan, bilamana perlu dapat diangkat pejabat yang tidak memiliki wewenang komando tetapi dapat memberikan nasehat atau bantuan tentang bidang keahlian atau pelayanan tertentu.

Yang dimaksud dengan lini (line) dalam struktur Pengurus Remaja Masjid adalah Pengurus-pengurus yang secara langsung terlibat dalam usaha melaksanakan tercapainya tujuan organisasi. Pengurus-pengurus lini berhak untuk mengeluarkan perintah, membuat keputusan, menetapkan dan menafsirkan kebijakan (policy) organisasi, memberikan laporan pertanggungjawaban dan lain sebagainya, sesuai dengan wewenang dan tugasnya.

Sedang yang dimaksud dengan staf (staff) adalah Pengurus-pengurus yang tidak secara langsung terlibat dalam usaha melaksanakan tercapaian tujuan organisasi. Adapun fungsi utama staf adalah melakukan usaha-usaha penunjang yang berkaitan dengan penelitian, analisa data dan informasi, rekomendasi, perencanaan, pengontrolan, koordinasi, pelayanan dan nasehat. Tentu saja harus disesuaikan dengan kedudukan dari masing-masing staf tersebut, baik sebagai staf umum (general staff), staf ahli (special staff), staf pembantu (auxiliary staff) maupun staf pribadi (personal staff). Keberadaan staf-staf tersebut tergantung dari pada besar kecilnya organisasi Remaja Masjid yang bersangkutan.

Remaja Masjid adalah merupakan wadah kerja sama yang dilakukan oleh dua orang remaja muslim atau lebih yang memiliki keterkaitan dengan Masjid untuk mencapai tujuan bersama. Mengingat keterkaitannya yang erat dengan Masjid, maka peran organisasi ini adalah memakmurkan Masjid. Sebagai wadah aktivitas kerja sama remaja muslim, maka Remaja Masjid perlu merekrut mereka sebagai anggota. Dipilih remaja muslim yang berusia antara l5 sampai 25 tahun. Pemilihan ini berdasarkan pertimbangan tingkat pemikiran dan kedewasaan mereka. Usia di bawah 15 tahun adalah terlalu muda, sehingga tingkat pemikiran mereka masih belum berkembang dengan baik. Sedang usia di atas 25 tahun, sepertinya sudah kurang layak lagi untuk disebut remaja. Namun, pendapat ini tidak menutup kemungkinan adanya gagasan yang berbeda. Tingkat usia anggota perlu dipertimbangkan dengan baik, karena berkaitan dengan pembinaan mereka. Anggota yang memiliki tingkat usia, pemikiran dan latar belakang yang relatif homogen lebih mudah dibina bila dibandingkan dengan yang heterogen. Disamping itu, dengan usia yang sebaya, mereka akan lebih mudah untuk bekerjasama dalam melaksanakan program-program yang telah direncanakan, sehingga akan meningkatkan efektifitas dan efisiensi dalam mencapai tujuan.


PERLUNYA ORGANISASI REMAJA MASJID
Da’wah yang baik adalah yang diselenggarakan secara terencana, terarah, terus menerus dan bijaksana. Karena itu perlu dilakukan secara kolektif dan terorganisir secara profesional.
Dan hendaklah ada diantara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang yang beruntung. (QS 3:104, Ali ‘Imran).
Remaja Masjid merupakan salah satu bentuk organisasi da’wah islamiyah underbouw Ta’mir Masjid . Keberadaannya untuk mengorganisir kegiatan memakmurkan Masjid yang dilakukan para remaja muslim yang memiliki komitmen da’wah. Remaja Masjid sangat diperlukan sebagai alat untuk mencapai tujuan da’wah dan wadah bagi remaja muslim dalam beraktivitas di Masjid.



MEMANFAATKAN ILMU PENGETAHUAN
Organisasi Remaja Masjid telah lama hadir di tengah-tengah umat Islam, namun masih banyak kekurangan yang harus dibenahi. Kelemahan ini disebabkan antara lain oleh minimnya pengetahuan organisasi dan management para aktivisnya. Padahal dengan pemahaman yang memadai, insya Allah, akan menghasilkan pengelolaan yang baik.
Ilmu organisasi dan management yang berkembang selama ini banyak dihasilkan oleh para sarjana non-muslim. Hal ini tentu saja akan mempengaruhi nilai-nilai yang ada di dalamnya. Namun tidak ada salahnya bila kita mau mengadopsi pengetahuan tersebut asal tidak bertentangan dengan nilai-nilai Islam. Yang lebih penting lagi adalah bagaimana mengembangkannya menjadi ilmu organisasi dan management yang islami.
Allah subhanahu wa ta’ala mengajarkan ilmu pengetahuan kepada umat manusia, baik yang beriman maupun yang tidak beriman, baik yang muslim ataupun kafir. Allah mengangkat derajat orang-orang yang beriman dan diberi ilmu pengetahuan.
Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Paling Pemurah. Yang mengajar (manusia) dengan perantaraan kalam. Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya. (QS 96:1-5, Al ‘Alaq).
Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. (QS 58:11, Al Mujaadilah).
Dengan memahami hal tersebut, tentu bisa dimengerti tentang kebolehan kita mengambil ilmu pengetahuan dari orang-orang non muslim untuk diterapkan dalam kehidupan sosial umat Islam, asal tidak bertentangan dengan syari’at Islam. Tidak mengherankan ilmu-ilmu yang berkembang di kalangan non muslim juga berkembang di lingkungan umat Islam.
Dr. Yusuf Qaradlawi menyatakan: “Adalah tidak berdosa bagi kaum muslimin untuk mengambil dari orang lain segala peraturan partial, yang oleh para ahli muslim dipandang ada faedahnya bagi masyarakat muslim, sesuai dengan karakter dan kebudayaannya. Seperti peratuaran lalu lintas, peraturan telekomunikasi, penataan kota, organisasi dan pengadaan latihan militer atau lainnya, dengan syarat tidak bertentangan dengan nash-nash yang konstan dan kaidah-kaidah syari’ah. Dan mereka, hendaknya menyesuaikan apa yang diambil dari orang lain itu dengan prinsip Islam secara benar”.

PENERAPAN ASAS ASAS ORGANISASI
Dalam penerapan asas-asas organisasi untuk Remaja Masjid diperlukan sikap kritis, sehingga prinsip-prinsip organisasi yang diterapkan dapat dinafasi oleh nilai-nilai Islam baik secara langsung maupun tidak langsung. Adapun asas-asas organisasi tersebut antara lain:
1. Perumusan tujuan yang jelas.
2. Departementasi
3. Pembagian kerja.
4. Koordinasi.
5. Pelimpahan wewenang.
6. Rentang kendali
7. Jenjang Organisasi.
8. Kesatuan perintah.
9. Fleksibilitas.
10. Keberlangsungan.
11. Keseimbangan.
12. Kepemimpinan.
13. Pengambilan Keputusan.



PEMILIHAN JENIS ORGANISASI
Jenis organisasi apabila ditinjau dari segi wewenang, tanggungjawab maupun hubungan kerjanya dapat dibedakan dalam berbagai macam. Pemilihan jenis organisasi akan memberi pengaruh terhadap sistem kerja Pengurus dalam menjalan
kan aktivitasnya. Yang perlu dipertimbangkan adalah kemampuannya dalam mencapai tujuan secara efektif dan efisien. Untuk organisasi Remaja Masjid sebaiknya dipilih jenis organisasi lini-staf. Yang merupakan perpaduan (kombinasi) antara organisasi lini dan staf. Dengan menerapkan jenis organisasi ini, insya Allah, akan diperoleh beberapa keuntungan, antara lain:
a. Adanya pembagian kerja yang jelas dari masing-masing personil Pengurus, baik sebagai pimpinan, staf maupun pelaksana.
b. Upaya kaderisasi dapat berlangsung dengan baik, karena adanya kesempatan bagi para Pengurus untuk mengembangkan diri.
c. Menumbuhkan suasana kerjasama yang baik di antara Pengurus.
d. Prinsip penempatan ahlinya pada bidangnya atau the right man on the right place dapat lebih mudah dilakukan.
e. Menumbuhkan sikap disiplin, etos kerja, spesialisasi serta profesionalisme masing-masing Pengurus.
f. Koordinasi dapat dilakukan dengan baik, karena adanya pembidangan kerja yang jelas.
g. Pengambilan keputusan juga dapat dilakukan dengan sehat dan cepat, karena melibatkan banyak Pengurus dalam bermusyawarah, dan hasil keputusannya lekas diketahui oleh seluruh Pengurus.
h. Memiliki fleksibilitas yang baik, sehingga mampu menyahuti kebutuhan efektifitas dan efisiensi organisasi dalam mencapai tujuannya.
i. Dapat dipergunakan oleh Remaja Masjid yang relatif masih sederhana sampai yang besar dan komplek aktivitasnya.



STRUKTUR DAN BAGAN ORGANISASI
Struktur kepengurusan menunjukkan Susunan Pengurus Remaja Masjid sesuai dengan jabatan, wewenang dan tanggungjawabnya. Sedang bagan organisasi merupakan gambar struktur organisasi Remaja Masjid yang menunjukkan posisi, hirarki, rentang kendali dan lain sebagainya. Bagan organisasi biasanya berbentuk kotak-kotak kedudukan yang dihubungkan oleh garis-garis wewenang, baik instruksional ataupun koordinatif. Adapun manfaat yang dapat diperoleh Remaja Masjid dengan menggunakan bagan organisasi adalah:
a. Dapat diketahui besar-kecilnya organisasi Remaja Masjid.
b. Mudah diketahui garis-garis saluran wewenang dan tanggung jawab pengurus.
c. Bisa diketahui masing-masing bidang kerja dan jabatan Pengurus yang ada.
d. Bisa untuk mengetahui perincian aktivitas satuan organisasi maupun tugas setiap Pengurus.
e. Dapat untuk mengetahui nama, foto dan kedudukan masing-masing Pengurus.
f. Dapat untuk menilai apakah suatu Remaja Masjid telah menerapkan prinsip-prinsip organisasi dengan baik atau belum.



PERKEMBANGAN ORGANISASI
Remaja Masjid yang maju, modern dan memiliki kegiatan beraneka ragam serta mampu meningkatkan ketaqwaan anggotanya adalah merupakan organisasi kemasjidan yang sangat diharapkan. Namun, untuk mencapai hal tersebut butuh waktu dan perjuangan yang panjang. Ada tiga fase dalam tahap perkembangan organisasi ini, yaitu: fase penumbuhan, pembinaan dan pengembangan organisasi. Untuk menuju organisasi Remaja Masjid yang maju diperlukan kerja keras dan kinerja yang profesional para Pengurusnya.



MANAGEMENT REMAJA MASJID
Organisasi dan management bagaikan tubuh dengan jiwanya. Keduanya merupakan satu kesatuan yang tidak bisa dipisahkan, karena di dalam usaha pencapaian tujuan organisasi yang bersifat statis harus digerakkan oleh sesuatu yang dinamis yang disebut dengan menagement. Management adalah suatu proses yang terdiri dari perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), pelaksanaan (actuating) dan pengawasan (controlling) dengan memanfaatkan ilmu dan seni dalam usaha mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Planning adalah proses pemikiran dan pengaturan yang matang untuk masa akan datang dengan menentukan kegiatan-kegiatannya. Organizing merupakan pengaturan segala perangkat dan sumber daya sedemikian rupa sehingga merupakan satu kesatuan organisasi yang harmonis dan dikelola untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Actuating bermakna tindakan Pengurus dan anggota dalam rangkaian kegiatan untuk menjalankan roda organisasi Remaja Masjid dalam rangka mencapai tujuan. Controlling merupakan tindakan mengawasi, mengarahkan dan mengatur pelaksanaan kegiatan Remaja Masjid agar sesuai dengan program dan tujuan yang telah ditetapkan. Management juga diartikan sebagai pimpinan lembaga / perusahaan. Sehingga kita dapat mengenal tingkat-tingkat (level) management yang biasa disebut dengan pimpinan tingkat atas (Top Managemen), pimpinan tingkat menengah (Middle Management), pimpinan tingkat bawah (Lower Management). Management sebagai aktivitas manusia sudah ada sejak lama atau dapat dikatakan bahwa semenjak suatu usaha dikerjakan oleh lebih dari satu orang kita sudah dapati suatu macam management. Management tersebut sifatnya sangat sederhana dan bekerja menurut tradisi. Pada awal abad ke-dua puluh F.W. Taylor dan H. Fayol mengembangkan management sebagai ilmu, sehingga mereka dikenal sebagai pelopor dalam ilmu management. Selanjutnya ilmu management maupun penerapannya semakin berkembang sampai sekarang.

PERAN MANAGEMENT DALAM MENCAPAI TUJUAN
Organisasi adalah wadah serta proses kerja sama sejumlah manusia yang terikat dalam hubungan formal dalam rangkaian hirarki untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. Organisasi bukanlah tujuan tetapi alat untuk mencapai tujuan. Sebagai bagian dari administrasi, organisasi adalah merupakan wadah dimana kegiatan management dijalankan. Karena itu tujuan dari organisasi adalah juga merupakan tujuan management.
Dalam usaha mencapai tujuan Remaja Masjid, management memiliki peran agar proses pencapaian tujuan tersebut dapat berlangsung secara efektif (berdaya guna) dan efisien (berhasil guna). Dengan menerapkan prinsip-prinsip management seperti planning, organizing, actuating, controlling dan lain sebagainya tujuan organisasi dapat diupayakan untuk dicapai dengan lebih baik.
Management memberi efektifitas dan efisiensi kerja yang lebih baik bagi Pengurus Remaja Masjid dalam mencapai tujuan organisasi. Dalam mencapai tujuan tersebut, management memanfaatkan sumber daya yang tersedia atau berpotensi. Adapun sumber daya management (management resources) Remaja Masjid antara lain: Akhlak (morale), orang (man), mesin (machine), material (material), metode (method), uang (money), waktu (time), sasaran da’wah (market) dan lain sebagainya.



PENUTUP
Remaja Masjid yang ingin maju harus mampu mengaplikasikan organisasi dan management modern, tentu saja harus mewarnainya dengan nilai-nilai Islam. Bagaimanapun organisasi dan management ditemukan dan dikembangkan oleh kebanyakan non-muslim terutama dari Barat dan Jepang yang memiliki standard nilai tersendiri, untuk itu dalam mengadopsinya dituntut kearifan dan keahlian yang handal.
Penerapan ilmu organisasi dan management dalam aktivitas Remaja Masjid yang islami, serta diikuti dengan kemampuan mengaplikasikan dan merekayasanya secara profesional, insya Allah, akan meningkatkan daya guna dan hasil guna aktivitas yang diselenggarakan.
Share this article :

0 komentar:

Speak up your mind

Tell us what you're thinking... !

 
Support : Creating Website | Yudhiman Template | Mas Template
Proudly powered by Blogger
Copyright © 2011. Remaja Masjid Baiturrahman Temayang - All Rights Reserved
Template Design by Creating Website Published by Mas Template